Source: BPBD Kabupaten Agam
Sumatera Barat tengah dilanda bencana alam yang cukup besar. Galodo dan tanah longsor terjadi di sejumlah titik dan menyebabkan akses tertutup hingga korban jiwa. Terpantau satu bulan terakhir, kawasan Sumatera Barat aktivitas kerak dangkal-sesat aktif begitu tinggi. Di samping itu, curah hujan yang tinggi semakin memperburuk kondisi yang ada.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan bahwa gempa bumi kerak dangkal di kawasan Sumatera Barat memang cukup sering terjadi. Terhitung dari bulan April sampai Mei, terdapat 35 kali gempa yang rata-rata berkekuatan 3 magnitudo. Dikutip dari ANTARA, loksai yang terdampak berada di Kabupaten Agam, Tanah Datar, dan Kota Padang Panjang.
Pada waktu yang sama, daerah-daerah tersebutpun dilanda hujan dengan intensitas 74,9 mm/hari. Jumlah tersebut termasuk ke dalam ketagori lebat. Hujan lebat sudah terjadi sejak 8 Mei lalu dan menjadi faktor utama dari banjir bandang atau galado.
Beberapa waktu sebelumnya, dilaporkan bahwa terjadi galado di wilyah dataran tinggi, dekat dengan Gunung Merapi. Banjir yang datang telah tercampur dengan berbagai material, termasuk lahar dingin dari Gunung Merapi. Bencana alam ini menimbulkan tanah longsor yang melumpuhkan berbagai lalu lintas.
Bencana yang menimpa di Sumatera Barat bertubi-tubi memberikan kerugian material dan korban jiwa. Akibat dari banjir bandang yang melanda, berbagai akses masyarakat terputus, ratusan rumah rusak berat, hilangnya fasilitas umum, dan lebih dari 200 orang mengungsi. Hingga hari ini dilaporkan sudah lebih dari 40 korban berjatuhan dan masih ada yang berstatus hilang.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bekerja sama dengan berbagai pihak telah turun langsung ke lokasi kejadian. Berbagai bantuan logistic dan relawan mulai berdatangan untuk membantu. Kondisi saat ini masih belum stabil, dipastikan jumlah korban masih terus bertambah.
Comments:
Leave a Reply