Lurik: Sederhana nan Sarat akan Makna


Soure: Pinterest

Kain lurik telah lama menjelam menjadi identitas di berbagai daerah, salahsatunya adalah Yogyakarta. Kain lurik memang nampak sederhana, tetapi tersimpan makna atau filosofi yang begitu mendalam. Kain lurikpun termasuk ke dalam kebudayaan yang paling tua.

Sejarah menyebutkan, kain tenun sudah ada sejak berabad-abad lalu. Pada zaman dahulu, kain tentu dibuat secara tradisional menggunakan alat pemintal dan benang yang masih diproduksi secara klasik. Hal ini bisa disaksikan melalui berbagai situs bersejarah di beberapa daerah. Lurik menjadi yang pertama kali digunakan pada tahun 1033 Masehi, di Pakkan, Malang.

Soure: Pinterest/Lurik Prasojo

Kata lurik berasal dari Bahasa Jawa lurik atau lorek yang memiliki arti lajur, lurus, belang, maupun garis. Nama ini menjurus pada motif lurik yang berwujud garis-garis. Ada tiga motif dasar lurik yang kerap ditemukan, yaitu, motif lajuran atau garis panjang searah, motif pakan malang atau garis lebar, dan motif cacahan atau bercorak kecil-kecil.

Lurik sering disamakan dengan batik. Padahal, keduanya jelas berbeda, terutama ditinjau dari proses pembuatannya. Kain lurik dibuat dengan cara ditenun, sedangkan batik dibuat dengan cara ditulis. Walaupun motif lurik begitu sederhana, akan tetapi diperlukan ketelitian dan kecermatan dalam memintal setiap helai benang.

Kain lurik memiliki filosofi atau makna tersendiri, sesuai dengan kepercayaan setiap daerah yang menggunakannya. Filosofi ini bisa dilihat dari corak warna motif yang digunakan. Misalnya saja corak motif lasem yang sering digunakan saat pernikahan dan lurik gedog madu yang dipakai ketika upacara adat mitoni. Ada juga yang mengatakan bahwa besar kecilnya garis pada motif lurik menunjukkan drajat atau pangkat seseorang di masa lalu.

Soure: Pinterest/Kuky Nasution

Pembuatan lurik apda zaman dahulu dilakukan dalam waktu yang lama. Hal ini disebabkan alat pembuatannya tanpa mesin atau manual. Pengrajin tenun lurik harus memintal helai-helai benang dan memadukannya dengan warna lain. Oleh karena itu, dulu lurik hanya memiliki warna hitam dan putih saja. Lurik juga hanya dibuat untuk bangsawan saja.

Saat ini, lurik sudah dipakai oleh banyak orang. Motifnya semakin banyak dengan warna yang beragam. Di Yogykarta sendiri, pakaian lurik sering digunakan ketika Kamis Pon, dimana pada hari tersebut seluruh ASN hingga pelajar harus mengenakan pakaian adat Gagrak Mataraman.

Comments:

Leave a Reply

you may also like