Source: unsplash.com/Conor Brown
Nama croissant pastinya sudah tidak asing lagi. Kue kering ini memang sudah mendunia. Dari croissant sendiri, sempat muncul beberapa varian yang cukup viral, seperti croffle hingga yang baru-baru ini sedang naik daun yaitu cromboloni.
Croissant dikenal popular di Perancis. Namun, sebenarnya kue ini baru diperkenalkan pada abad ke-19 oleh August Zang, seorang pengusaha bakery asalAustria. Pada tahun 1838, banyak masyarakat Perancis penasaran dengan 2 menu yang disajikan Zang, yaitu Kaiser roll dan kipfel. Nah, kipfel inilah yang dianggap menjadi cikal bakal terbentuknya croissant sekarang.
Croissant klasik memiliki bentuk yang unik, berlapis-lapis, membentuk bulan sabit, dan tanpa isian. Bagian dalamnya lembut serta berongga. Croissant sendiri memiliki rasa dominan yang gurih, sehingga sangat cocok dinikmati bersama kopi di pagi hari. Akan tetapi, saat ini croissant memang sudah banyak mengalami perubahan, misalnya saja penambahan isian.
Source: unsplash.com/mahyar motebassem
Di era modern ini, biasanya orang akan membuat croissant secara instan menggunakan puff pastry yang mudah ditemukan. Meninjau lebih jauh, sebenarnya membuat adonan croissant memang tricky dengan bahan-bahan sederhana. Bahan dasar membuat croissant adalah tepung, kemudian dicampur mentega. telur, serta garam, serta diberi ragi agar mengembang.
Croissant bisa saja gagal bila dalam proses pembuatannya mengalami kesalahan. Hasilnya bisa jadi tidak sesuai harapan setelah di oven. Oleh karena itu, walaupun dibuat menggunakan bahan-bahan yang begitu sederhana, membuat pastry ini memang perlu kehati-hatian dan latihan terus menerus.
Nama croissant semakin mendunia dari masa ke masa. Orang-orang mengkreasikan croissant dengan adonan lain yang menghasilkan kuliner baru. Di Amerika Serikat misalnya, ada cronuts atau croissant dan donat. Lalu ada croissant dan pretzel, croissant dan waffle, hingga croissant dan bomboloni.
Comments:
Leave a Reply