Source: Pexels.com/Marta Dzedhysko
Kopi kini menjadi rutinitas setiap hari bagi sebagian besar manusia. Di era modern ini, makin kerap dijumpai adanya coffee shop atau kopi kemasan berbagai brand. Ketika mampir ke coffee shop, menu cold brew pasti akan selalu nangkring di buku menu. Kopi cold brew sering dijadikan pilihan sebab rasa yang khas dan lebih sehat untuk pencernaan.
Mengapa demikian?
Secara sederhana, cold brew adalah teknik menyeduh kopi hitam dengan memanfaatkan air dingin atau air suhu ruangan. Dibanding kopi hitam lain, pembuatan cold brew memerlukan waktu kurang lebih 12-24 jam lamanya agar rasa yang dihasilkan optimal. Pembuatan kopi dengan teknik cold brew bisa dilakukan secara manual maupun menggunakan alat khusus, seperti French press dan cold drip.
Kopi cold brew mempunyai konsentrat yang lebih pekat. Walaupun begitu, tentu ada beda antara cold brew dengan kopi seduhan biasa maupun kiopi lain. Cold brew tidak mengandung kalori dan tidak mengandung gizi yang berarti.
Source: Pexels.com/Cottonbro Studio
Sekilas, memang cold brew akan sama seperti kopi pada umumnya. Namun, dirasa lebih jauh, rasa masam yang dimiliki oleh cold brew tidak seberat kopi tubruk biasa. Kopi yang dibuat dengan teknik ini hanya memiliki kadar pH 6,31 saja. Berbeda dari versi biasa yaitu berada pada pH 5,48. Jadi, bisa disimpulkan bahwa kopi cold brew jauh lebih aman bagi orang yang ingin ngopi tapi punya masalah pencernaan.
Di sisi lain, kopi cold brew ternyata rendah akan kafein. Kopi cold brew mengandung sekitar 40 miligram kafein. Sedangkan kopi yang diseduh menggunakan air panas memiliki sekiitar 62 gram kafein.
Harus dibedakan antara cold brew dengan es kopi. Kopi cold brew dibuat dengan air dingin atau air suhu ruangan. Es kopi dibuat dengan menyeduh kopi hitam menggunakan air panas, lalu ditambahkan es batu agar menjadi dingin. Dari proses pembuatan yang berbeda, membuat kandungannyapun turut berbeda.
Comments:
Leave a Reply