Source: unsplash.com/vitaly Gariev
Istilah atau sebutan untuk setiap generasi saat ini kian menjadi pembicaraan kasual di tengah masyarakan. Dari tahun lair, seseorang dapat dikategorikan ke dalam kelompok-kelompok tertentu. Di tahun 2025 ini, dunia tengah merambah ke era generasi alpha. Tentunya beberapa hal tampak berbeda, antara generasi satu dengan generasi lain, termasuk cara parenting. Sebagai orang tua dalam menghadapi generasi alpha diperlukan kepekaan dan adaptasi ulang untuk menyesuaikan tumbuh kembang anak.
Generasi alpha adalah mereka yang lahir di awal tahun 2010-an. Generasi ini pun juga punya sebutan ââ¬Ågenerasi digitalââ¬Â karena lahir di masa teknologi digital sudah merebak. Mereka yang lahir pada waktu tersebut dianggap memiliki kemampuan yang lebih pandai dalam memanfaatkan teknologi. Hal tersebut dapat dilihat dari seberapa banyak remaja yang aktif berjejaring social.
Melek teknologi bagi para generasi alpha memberikan beragam dampak, ada positif bahkan negative. Keberagaman yang diterima, membuat anak mampu berpikir lebih luas. Kreativitas meningkat dengan karya-karya baru yang diciptakan. Namun, karena variasi yang terlalu berlebihan bila tidak dikontrol akan menimbulkan dampak negative. Sering terjadi penyimpangan anak akibat penggunaan teknologi yang masif.
Peran orang tua sangat diperlukan dalam pengawasan generasi alpha. Sebagai mitra pertama anak, orang tua wajib memberikan pendidikan perhatian penuh agar anak agar tidak terjerumus pada pergaulan bebas. Proses ini memang memerlukan treatment yang berbeda, melihat dari karakteri generasi kini yang punya pola pikir sendiri. Mau tidak mau orang tua harus beradaptasi agar anak bisa nyaman tanpa harus merasa dikekang.
Di bawah ini beberapa tips sederhana parenting untuk generasi alpha.
Yuk, simak!
Paham Apa yang Dibutuhkan Anak
Source: pixabay.com/edsavi30
Setiap anak punya kebutuhan yang berbeda-beda. Memenuhi kebutuhan anak merupakan kewajiban menjadi orang tua. Oleh karenanya, mengetahui kebutuhan anak jadi hal krusial ketika mendidik anak.
Menghadapi anak generasi alpha memang susah-susah gampang. Pengetahuan yang anak miliki karena kemajuan teknologi membuatnya begitu picky. Sebab itu, orang tua harus mengikuti perkembangan zaman, minimal menyesuaikan dengan apa yang digunakan oleh anak.
Mengetahui kebutuhan anak bisa dilakukan melalui beberapa cara. Pertama, Anda dapat melakukan pengamatan. Anda bisa memantau kegiatan anak sehari-hari di rumah maupun di luar. Jika terdapat mitra lain seperti sekolah, Anda bisa bertanya pada pihak sekolah tentang bagaimana aktivitas anak.
Cara berikutnya, Anda bisa meluangkan waktu untuk quality time dengan anak. Berbicara secara mendalam dengan anak dapat membantu Anda mengetahui keresahan yang tengah dirasakan oleh anak. Anda bisa melontarkan beberapa pertanyaan, mendengarkan anak bercerita, bahkan menciptakan momen-momen sederhana agar anak merasa nyaman baik fisik maupun emosional.
Cari Tahu Potensi Anak
Source: pixabay.com/Jupilu
Setiap anak punya kemampuan yang bisa dikembangkan menjadi hal positif. Terkadang potensi tersebut tidak disadari. Peran utama dari orang tua berikutnya ialah menggali potensi anak agar lebih maksimal dalam mengarahkannya.
Anda dapat memperhatikan apa yang disukai oleh anak. Misalnya anak Anda tertarik dengan games di computer. Anda dapat mengarahkan hobi tersebut ke arah yang lebih positif dengan mengajak anak mengikuti e-sport dan mengasahnya lebih jauh.
Selanjutnya, Anda bisa mengajak anak berbicara. Terbuka akan masalah, keluhan, keinginan, serta perasaan yang sedang dialami adalah langkah tepat. Dengarkan perasaan mereka, gali informasi tentang potensi Anak yang mungkin tidak diketahui sebelumnya.
Selain potensi, Anda pun harus mengetahui kelemahan anak. Jangan paksanakan anak untuk menguasai semua hal. Contohnya saja anak lebih suka berhitung, maka jangan kungkung anak agar dapat menghapalkan berbagai hal. Fokuslah terhadap apa yang disukai anak supaya tidak menjadi beban.
Ajak Diskusi untuk Buat Aturan
Source: pixabay.com/DJMAX
Ciri khas anak-anak zaman sekarang adalah tidak mau diatur. Mereka seolah memiliki aturan sendiri dan tidak mau terperangkap dalam aturan buatan orang lain. Hal tersebut yang terkadang membuat anak jadi salah pergaulan.
Buat aturan untuk mengontrol anak, tetapi harus dengan persetujuan kedua belah pihak. Ajak anak berdiskusi tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Anda bisa menawarkan dan memberikan kesempatan pada anak pula untuk mengusulkan peraturan yang berlaku.
Anak akan lebih menuruti peraturan jika hal tersebut dirasa tidak membebani. Anda sebagai orang tua tidak boleh memaksakan kehendak agar anak harus mematuhi apa yang dikatakan. Sebaliknya, anak bisa saja melakukan tindakan yang menyalahi aturan tersebut.
Ajarkan Etika
Source: unsplash.com/Kevin Yudhistira Alloni
Salah satu hal yang dikeluhkan banyak orang saat ini adalah etika generasi alpha yang suka seenaknya. Banyak kasus anaka-anak dianggap tidak memeiliki sopan santun terhadap orang lain. Sebenarnya masalah ini sudah kerap dihadapi di setiap generasi. Semua bergantung dari bagaimana anak dididik untuk memiliki etika bersosial.
Sebagai orang tua, Anda wajib mengajarkan etika dalam kehidupan bermasyarakat. Mulailah dari hal-hal kecil, seperti mengucapkan salam, saling bertegur sapa, menggunakan bahasa yang sopan, serta mengatur nada suara saat berbicara. Kebiasaan ini memang tidak bisa dilakukan secara instan, jadi harus ditanamkan sedikit demi sedikit sejak kecil.
Awasi Secara Menyeluruh
Source: unsplash.com/dole777
Bukan sekadar melihat, orang tua dapat mengawasi anak dari bagaimana bersosial media. Saat ini, anak-anak sudah pandai dalam memainkan fasilitas internet, salah satunya social media. Di dalam social media ini, berbagai macam karakter orang bisa berkumpul berbagi informasi yang sedang hangat diperbincangkan. Kemungkinan untuk anak mengikuti arus begitu besar.
Saat ini banyak aplikasi yang bisa ditautkan secara online. Anda bisa mengawasi anak di dunia maya, seperti melihat aplikasi apa saja yang digunakan sampai berapa lama anak menggunakan ponsel. Jika sudah berlebihan, Anda bisa menonaktifkan aplikasi tertentu dari jauh.
Cara lainnya yaitu jangan takut untuk membuka gadget yang dimiliki anak. Bagaimana pun, terutama yang di bawah umur, anak tetap tanggung jawab orang tua. Pantau bagaimana anak bersosialisasi melalui social media. Beberapa kasus tertentu sering terjadi perundungan secara online, baik menjadi pelaku atau korban.
Jangan Malu Belajar
Source: pixabay.com/vika_glitter
Usia hanyalah angka jadi istilah yang tepat untuk orang tua di zaman sekarang. Kemajuan teknologi bukanlah sebuah hambatan yang membuat orang tua jadi terbatas dalam melakukan pengawasan terhadap anak. Ada cara-cara untuk belajar agar tidak kudet atau kurang update.
Belajar teknologi dapat menjadi cara yang efektif untuk mendekatkan diri dengan anak. Anda bisa berdikusi tentang bagaimana menggunakan gadget, aplikasi, dan lain-lain. Jangan malu bertanya dan hindari gengsi bila harus bertanya pada anak yang lebih mudah.
Terbuka Terhadap Cerita Anak
Source: Pixabay.com/vika_glitter
Orang tua yang baik ialah mereka yang terbuka terhadap segala cerita anak. Di waktu ini, masih ada anak yang lebih memilih bercerita dengan orang lain daripada orang tua sendiri karena berbagai factor, misalnya kesibukan, pikiran yang tidak terbuka, atau sering memutus kisah anak di tengah jalan.
Anak pun butuh didengar. Orang tua bisa mendengarkan ungkapan hati anak. Biarkan mereka berekspresi, meluapkan perasaan, serta menjadi diri sendiri tanpa harus merasa terbebani. Cara tersebut dapat membuat mental anak lebih stabil.
Mendidik generasi alpha memang harus lebih teliti dan terampil. Kecerdasan serta kreativitas yang dimiliki harus diimbangi dengan kemampuan menyesuaikan parenting. Orang tua memiliki tanggung jawab yang mulia dalam mendampingi tumbuh kembang anak, menjadi manusia yang berkepribadian baik.
Comments:
Leave a Reply