Mengenal Gethuk Lindri, Kuliner Jadul Zaman Kolonial


Source: Pinterest

Kalau mampir ke Yogyakarta, khususnya area Malioboro, pasti tidak akan asing dengan kuliner tradisional warna-warni yang ditawarkan pada gerobak-gerobak sederhana. Namanya adalah gethuk lindri, sebuah suguhan yang terbuat dari singkong. Gethuk ini menjadi sasaran banyak wisatawan karena saat ini hanya tempat-tempat tertentu saja yang menjual.

Getuk lindri sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Dulu, masyarakat memang mengganti beras dengan singkong sebagai bahan makanan pokok, misalnya saja di daerah Gunungkidul. Hingga kini gethuk lindri masih eksis, meskipun keberadaannya hanya bisa ditemui di pasar tradisional. Ada juga yang berjualan keliling dengan gerobak pada sore hari di Yogyakarta.

Nama gethuk lindri diambil dari kata tuk-tuk dan lindri. Tuk-tuk berasal dari suara singkong yang ditumbuk hingga halus. Sedangkan lindri merupakan proses pembuatan gethuk dengan cara digulung. Makanan inipun cukup unik dengan variasi warna, seperti krem, merah muda, dan hijau. Selain itu, bentuknya juga menarik karena seperti daging giling yang agak padat.

Gethuk memiliki citarasa manis. Namun, tidak semanis itu karena dipadukan dengan parutan kelapa. Rasa gurih akan berkombinasi sempurna ketika masuk ke mulut. Mengonsumsi getuk lindripun cukup mengenyangkan karena bahan dasarnya berupa singkong.

Harga gethuk lindri begitu murah, hanya sekitar Rp 1.000 sampai Rp 2.000 saja. Tetapi, jangan salah sangka, walaupun kelihatannya jadul, gethuk lindri mengandung segudang manfaat untuk tubuh. Diantaranya adalah melancarkan sistem pencernaan, mengendalikan berat badan, mengatur kadar gula, serta menjaga kesehatan jantung.

Jika kamu ke Yogyakarta, gethuk lindri masih bisa ditemui tanpa bersusah payah. Di area Malioboro, setiap sorenya akan ada pedagang-pedagang yang menjajakan gethuk lindri. Biasanya selain gethuk, penjual akan menawarkan ceni, klepon, dan makanan tradisional lainnya yang menggoda lidah.

Comments:

Leave a Reply

you may also like